Pada sesi kesembilan, Prof. Andriani Kusumawati, S.Sos., M.Si., DBA dari Universitas Brawijaya menyampaikan tema tentang “Inovasi Sosial dan Model Bisnis untuk Pariwisata Regeneratif” yang dimoderatori oleh Wildan Pratama Avian, S.A.B., M.A.B., dosen Universitas Diponegoro. Prof. Andriani memperkenalkan visi transformatif untuk masa depan pariwisata global. Beliau menekankan perlunya pergeseran mendesak dari model pariwisata tradisional dan berkelanjutan menuju pariwisata regeneratif – sebuah paradigma yang tidak hanya meminimalkan dampak negatif tetapi juga secara aktif memulihkan ekosistem, memberdayakan komunitas lokal, dan memperkaya warisan budaya.

Prof. Andriani juga menyoroti peran pariwisata regeneratif dalam mengatasi tantangan sistemik dan mendorong hasil positif jangka panjang, memposisikannya sebagai kelanjutan alami dari inovasi sosial. Pendekatan ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa dan menawarkan model perjalanan yang holistik serta berpusat pada komunitas, yang menguntungkan baik manusia maupun planet.

Menurut Prof. Andriani, prinsip-prinsip utama pariwisata regeneratif meliputi pemulihan lingkungan, pelestarian budaya, ko-kreasi nilai, dan pemberdayaan komunitas. Berbeda dengan pariwisata konvensional yang sering mengutamakan keuntungan dengan mengorbankan alam dan kesejahteraan lokal, pariwisata regeneratif berupaya membuat destinasi menjadi lebih sehat, tangguh, dan hidup daripada sebelumnya. Beliau juga membagikan rencana bisnis komprehensif dan langkah-langkah strategis untuk mewujudkan visi ini — melibatkan partisipasi lokal, struktur kepemimpinan yang adil, serta pemanfaatan teknologi inovatif untuk memastikan keberlanjutan dan dampak jangka panjang.

Sebagai kesimpulan, sesi ini memberikan pemahaman komprehensif tentang bagaimana inovasi sosial dan model bisnis dapat mendorong transisi menuju pariwisata regeneratif. Wawasan dari Prof. Andriani menginspirasi peserta untuk memikirkan kembali pariwisata tidak hanya sebagai aktivitas ekonomi, tetapi sebagai kekuatan kolaboratif untuk pembaruan ekologis, vitalitas budaya, dan pembangunan komunitas inklusif, membuka jalan menuju masa depan yang lebih adil dan regeneratif dalam perjalanan global.

 

You cannot copy content of this page