Materi untuk sesi keempat Short Course Summer 2025 disampaikan oleh Kadirova Irina Vladimirovna selaku Kepala Departemen Pendidikan Global di Silk Road International University of Tourism and Cultural Heritage dan dimoderatori oleh Dhaifina Idznitia. Kadirova membahas tentang Keberlanjutan Budaya dan Warisan Takbenda dalam Pariwisata Regeneratif dengan studi kasus Samarkand. Hal pertama yang disampaikan adalah mengenai Silk Road. Silk Road adalah Universitas Internasional pariwisata dan warisan budaya di mana mereka melatih spesialis di bidang pariwisata dalam berbagai area seperti logistik, manajemen, warisan budaya, arkeologi, dan museologi.
Poin kunci yang dibahas adalah tentang ketahanan budaya. Ia menjelaskan bahwa ketahanan budaya adalah kemampuan suatu komunitas untuk mempertahankan dan mengembangkan identitas budaya mereka, termasuk tradisi, nilai, dan warisan, di tengah tantangan globalisasi, urbanisasi, dan pariwisata massal. Ia juga menambahkan penjelasan tentang warisan budaya takbenda (WBTB). Ia memberikan penjelasan dengan contoh-contoh dari Uzbekistan, mulai dari tradisi lisan, seni pertunjukan, praktik sosial, hingga kerajinan tradisional. Ia juga menunjukkan beberapa gambar yang memperkuat pemahaman bahwa warisan budaya takbenda bukan hanya artefak, tetapi praktik hidup yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Sehubungan dengan poin-poin ini, sejumlah pertanyaan kritis diajukan. Salah satu isu menyangkut ketahanan budaya dalam situasi di mana generasi muda semakin mengadopsi budaya global dibandingkan tradisi lokal. Poin lain terkait dengan konteks Uzbekistan, di mana pertanyaan diajukan tentang kelangsungan budaya lokal di tengah hadirnya latar belakang wisatawan yang beragam, termasuk perbedaan agama. Lebih lanjut, dibahas pula tingkat keterlibatan yang diperlukan dari pemerintah dan komunitas lokal dalam melindungi identitas budaya, dengan penekanan pada pencegahannya agar tidak tereduksi menjadi bentuk simbolis tanpa makna substantif.
Kesimpulannya, sesi ini menekankan bahwa keberlanjutan budaya dan pelestarian warisan takbenda merupakan komponen penting dalam pariwisata regeneratif. Dengan memperkuat ketahanan, melibatkan generasi muda, dan mendorong kolaborasi antara komunitas dan pemerintah, identitas budaya dapat terus berkembang sebagai praktik hidup daripada sekadar representasi semata.

