Pada sesi kedelapan, Dr. Nancy Duxbury memimpin sesi yang dimoderatori oleh Maula Hudaya, dosen Universitas Diponegoro. Dr. Nancy menyoroti pentingnya “tempat” sebagai sumber inspirasi, identitas, dan hubungan sosial, dengan menegaskan bahwa produksi budaya secara inheren terkait dengan lingkungan di mana hal itu berlangsung. Pariwisata kreatif dipresentasikan sebagai bentuk pariwisata alternatif berskala kecil yang melibatkan partisipasi aktif, pembelajaran, ekspresi diri kreatif, dan keterlibatan bermakna dengan komunitas lokal. Pendekatan ini mendorong pengunjung untuk terhubung dengan wilayah setempat melalui material, aktivitas, penceritaan, dan interaksi sosial.
Nancy Duxbury menguraikan lima model pariwisata kreatif yang muncul dari Portugal: penawaran berulang mandiri, seri aktivitas tematik, jaringan terlokalisasi, festival skala kecil, dan akomodasi kreatif. Model-model ini menggambarkan bagaimana pariwisata dapat diintegrasikan dengan praktik budaya dan seni untuk merevitalisasi identitas lokal, mendorong kolaborasi, dan memacu pembangunan berkelanjutan. Selain itu, ia mengeksplorasi dua kerangka kerja pariwisata regeneratif, dengan menekankan prinsip-prinsip seperti pengelolaan sumber daya berbasis tempat dan pendekatan partisipatif yang inklusif. Kerangka kerja ini mempromosikan kebangkitan budaya, keterlibatan komunitas, dan ko-kreasi pengalaman yang berkontribusi pada ketahanan dan kesejahteraan lokal.
Sesi ini ditutup dengan fokus pada aplikasi praktis pariwisata kreatif dan prinsip-prinsip regeneratif, menekankan bagaimana komunitas lokal dan pemangku kepentingan pariwisata dapat berkolaborasi untuk mengembangkan pengalaman pariwisata yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga berkelanjutan secara sosial dan lingkungan. Peserta meninggalkan sesi dengan apresiasi yang lebih kuat terhadap peran kreativitas dalam memupuk hubungan berbasis tempat dan potensi pariwisata untuk berkontribusi positif bagi identitas lokal, warisan budaya, serta ketahanan komunitas.
